Seringkali terjadi kesepakatan
antara tukang sihir dengan syaitan
atau jin, bahwa pihak pertama, yaitu tukang sihir, akan mengerjakan beberapa
kesyirikan yang nyata baik secara terselubung maupun terang-terangan sedangkan
pihak syaitan atau jin akan melayani tukang sihir.
Selanjutnya si tukang sihir
mengerahkan jin ini untuk mengerjakan perbuatan jahat yang dia inginkan. Jika
si jin tidak mentaatinya, maka dia akan mendekati pemuka kabilah jin itu dengan
menggunakan berbagai macam jimat yang isinya berupa pengagungan pemuka kabilah
ini seraya meminta pertolongan kepadanya dengan menyisihkan Allah Ta’ala.
Maka, si pemuka jin ini pun segera memberikan hukuman kepada jin tersebut dan
menyuruhnya agar mentaati si tukang sihir atau dia akan menggantikan dengan jin
yang lain untuk melayani tukang sihir yang musyrik itu.
Oleh karena itu kita bisa
mendapatkan hubungan antara tukang sihir dengan jin yang ditugaskan untuk melayaninya sebagai hubungan kebencian
dan permusuhan. Dan dari sini kita akan dapatkan bahwa jin tersebut seringkali
menyakiti istri dan anak-anak tukang sihir itu. Yang demikian itu sudah sangat
populer di kalangan para tukang sihir, bahkan sebagian mereka ada yang
meninggalkan profesi tukang sihir ini agar mereka bisa mendapatkan keturunan.
Di antara cara tukang sihir dalam
membuat kesepakatan dengan syaithan adalah: cara najasah [menulis ayat-ayat al-qur’an dengan benda najis]. Kekufuran
dengan cara ini sudah sangat jelas dan tidak tersembunyi lagi karena penghinaan
dan pencemoohan terhadap salah satu surat al-Qur’an al-Karim merupakan bentuk
kekufuran kepada Allah yang Maha Agung.
No comments:
Post a Comment