Ada seorang Yahudi tidak suka melihat pertunjukan seni tersebut, lalu seorang Nasrani bertanya, “Kenapa
Anda tidak suka…? Padahal, kan Nasrani dan Yahudi berada di posisi yang paling
atas!!? Ini cukup menghinakan mereka.” Orang Yahudi itu pun menjawab, “Kalau
umat Islam itu bangkit, pasti kita semua akan runtuh. Itulah filosofi
sebenarnya dari seni ini.”
Cara dan upaya mereka untuk menghancurkan Umat Islam,
sebenarnya bisa dibalik untuk kemudian mengalahkan mereka, salah satunya
dipahami dari cara mereka melecehkan Islam melalui seni di atas. Ketika mereka
melecehkan Islam, ternyata dari cara pelecehan itu, sangat mungkin
menjungkirkan dan menghancurkan mereka.
Andai saja kita bangkit, pasti kita bisa menjatuhkan mereka
dan sangat juga mungkin membasmi mereka. Segala yang kita lakukan, ketika
semuanya karena dan demi Allah, pasti kita tidak akan pernah bisa dimusnahkan
mereka. Andai saja mereka tidak menyerang kita, pasti kita akan bersahabat
dengan mereka dan bahkan bersaudara
dengan mereka dalam cinta dan damai. Kita tidak pantas menjadikan mereka
sebagai Umat Islam karena hal itu hak Allah.
Sikap Umum Yahudi Bila Diajak Masuk
Islam
Setelah kedatangan Nabi shollallahu
’alaih wa sallam ke Madinah, seorang Pendeta Yahudi bernama Hushain
bin Salam bin Harits masuk Islam. Setelah memeluk Islam, Nabi shollallahu
’alaih wa sallam mengubah namanya menjadi Abdullah bin Salam. Ia minta kepada Nabi shollallahu
’alaih wa sallam jika Kaum
Yahudi datang agar Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menanyakan pendapat mereka tentang dirinya.
Ia juga minta izin kepada Nabi shollallahu ’alaih wa
sallam agar dirinya boleh bersembunyi di suatu bilik saat Kaum Yahudi
bertemu Nabi shollallahu ’alaih wa sallam.
Setelah Kaum Yahudi berhadapan muka dengan Nabi shollallahu ’alaih wa sallam, beliau bertanya: ”Bagaimana keadaan seorang
lelaki yang bernama Hushain bin Salam?” Mereka berkata: ”Ia ada dalam
kebaikan.”
Nabi shollallahu
’alaih wa sallam bertanya pula: ”Bagaimana pendapat kamu tentang
dirinya?” Mereka menjawab: ”Menurut kami, ia adalah tuan kami dan anak lelaki
tuan kami. Ia adalah sebaik-baik orang kami dan sebaik-baik anak lelaki orang
kami. Ia adalah semulia-mulia orang kami dan anak lelaki dari seorang yang
paling alim dalam golongan kami, karena dewasa ini di Kota Madinah tidak ada
seorang pun yang melebihi kealimannya tentang kitab Allah (Taurat).” Keluarlah
Abdullah bin Salam lalu mendekat ke Nabi shollallahu ’alaih wa
sallam dan berseru kepada kaumnya: ”Hai golongan Orang-Orang Yahudi,
hendaklah kalian semua takut kepada Allah! Terimalah dengan baik segala apa
yang telah datang kepada kamu! Demi Allah, sesungguhnya kalian telah tahu
bahwa beliau ini adalah Pesuruh Allah yang kalian telah temukan dan kenali sifat-sifatnya
di dalam kitab agama yang ada di sisi kalian. Sesungguhnya saya telah
menyaksikan bahwa beliau ini adalah nabi dan Pesuruh Allah sebab memang
sebelumnya saya telah mengenal sifat-sifat beliau seperti tersebut dalam Kitab
Taurat. Maka kini saya telah percaya kepadanya, membenarkan segala yang
dibawanya dan mengikuti semua seruannya.”
Mereka
berkata: ”Tidak! Tuanlah yang berdusta! Tuan adalah sejelek-jelek orang dari golongan kita! Sebab Tuan
sekarang sudah beragama lain!”
Lalu
Abdullah berkata kepada Nabi shollallahu
’alaih wa sallam: ”Inilah yang
saya khawatirkan, ya Rasulullah. Bukankah saya telah menuturkan sebelumnya
kepada Tuan bahwa kaum Yahudi adalah pendusta, pembohong, pengkhianat dan
pendurhaka?”
Pada
suatu hari di antara Pendeta-Pendeta Yahudi
ada yang berkata kepada yang lainnya dan perkataan itu sengaja ditujukan
kepada Abdullah bin Salam, di antaranya: ”Tidak akan seseorang yang percaya
kepada Muhammad dan seruannya melainkan orang yang seburuk-buruknya dan
serendah-rendahnya. Orang yang paling baik dan paling mulia dari golongan kita
tidak akan berani meninggalkan agama pusaka nenek moyangnya dan mengikuti agama
lain, dari golongan lain dan bangsa lain. Jadi, barangsiapa dari golongan kita
sampai mengikuti agama Muhammad teranglah bahwa ia seorang yang
sejahat-jahatnya di kalangan kita.” Abdullah bin Salam tidak menghiraukan
segala ucapan dan hinaan mereka itu.
Orang yang semula mereka katakan
baik dan mulia serta-merta mereka hina dan caci bilamana orang tersebut
menerima kebenaran Agama Islam yang berarti harus meninggalkan agama asalnya,
yaitu Yahudi. Menurut Joseph Cohen, seorang mantan Yahudi Ortodoks
kelahiran AS, berdakwah tentang Islam di kalangan Orang-Orang Yahudi bukan
pekerjaan yang mudah.
No comments:
Post a Comment