Thursday, June 1, 2017

Karya Seni yang Berusaha Melecehkan Islam, Tapi Ternyata…


Ada seorang Yahudi tidak suka melihat pertunjukan seni tersebut, lalu seorang Nasrani bertanya, “Kenapa Anda tidak suka…? Padahal, kan Nasrani dan Yahudi berada di posisi yang paling atas!!? Ini cukup menghinakan mereka.” Orang Yahudi itu pun menjawab, “Kalau umat Islam itu bangkit, pasti kita semua akan runtuh. Itulah filosofi sebenarnya dari seni ini.”
Cara dan upaya mereka untuk menghancurkan Umat Islam, sebenarnya bisa dibalik untuk kemudian mengalahkan mereka, salah satunya dipahami dari cara mereka melecehkan Islam melalui seni di atas. Ketika mereka melecehkan Islam, ternyata dari cara pelecehan itu, sangat mungkin menjungkirkan dan menghancurkan mereka.
Andai saja kita bangkit, pasti kita bisa menjatuhkan mereka dan sangat juga mungkin membasmi mereka. Segala yang kita lakukan, ketika semuanya karena dan demi Allah, pasti kita tidak akan pernah bisa dimusnahkan mereka. Andai saja mereka tidak menyerang kita, pasti kita akan bersahabat dengan mereka dan bahkan bersaudara dengan mereka dalam cinta dan damai. Kita tidak pantas menjadikan mereka sebagai Umat Islam karena hal itu hak Allah.
Sikap Umum Yahudi Bila Diajak Masuk Islam
Setelah kedatangan Nabi shollallahu ’alaih wa sallam ke Madinah, seorang Pendeta Yahudi bernama Hushain bin Salam bin Harits masuk Islam. Setelah memeluk Islam, Nabi shollallahu ’alaih wa sallam mengubah namanya menjadi Abdullah bin Salam.  Ia minta kepada Nabi shollallahu ’alaih wa sallam jika Kaum Yahudi datang agar Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menanyakan pendapat mereka tentang dirinya.  Ia juga minta izin kepada Nabi shollallahu ’alaih wa sallam agar dirinya boleh bersembunyi di suatu bilik saat Kaum Yahudi bertemu Nabi shollallahu ’alaih wa sallam.
Setelah Kaum Yahudi berhadapan muka dengan Nabi shollallahu ’alaih wa sallam, beliau bertanya: ”Bagaimana keadaan seorang lelaki yang bernama Hushain bin Salam?” Mereka berkata: ”Ia ada dalam kebaikan.”
Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bertanya pula: ”Bagaimana pendapat kamu tentang dirinya?” Mereka menjawab: ”Menurut kami, ia adalah tuan kami dan anak lelaki tuan kami. Ia adalah sebaik-baik orang kami dan sebaik-baik anak lelaki orang kami. Ia adalah semulia-mulia orang kami dan anak lelaki dari seorang yang paling alim dalam golongan kami, karena dewasa ini di Kota Madinah tidak ada seorang pun yang melebihi kealimannya tentang kitab Allah (Taurat).” Keluarlah Abdullah bin Salam lalu mendekat ke Nabi shollallahu ’alaih wa sallam dan berseru kepada kaumnya: ”Hai golongan Orang-Orang Yahudi, hendaklah kalian semua takut kepada Allah! Terimalah dengan baik segala apa yang telah datang kepada kamu!  Demi Allah, sesungguhnya kalian telah tahu bahwa beliau ini adalah Pesuruh Allah yang kalian telah temukan dan kenali sifat-sifatnya di dalam kitab agama yang ada di sisi kalian. Sesungguhnya saya telah menyaksikan bahwa beliau ini adalah nabi dan Pesuruh Allah sebab memang sebelumnya saya telah mengenal sifat-sifat beliau seperti tersebut dalam Kitab Taurat. Maka kini saya telah percaya kepadanya, membenarkan segala yang dibawanya dan mengikuti semua seruannya.”


Mereka berkata: ”Tidak! Tuanlah yang berdusta! Tuan adalah sejelek-jelek orang dari golongan kita! Sebab Tuan sekarang sudah beragama lain!”
Lalu Abdullah berkata kepada Nabi shollallahu ’alaih wa sallam: ”Inilah yang saya khawatirkan, ya Rasulullah. Bukankah saya telah menuturkan sebelumnya kepada Tuan bahwa kaum Yahudi adalah pendusta, pembohong, pengkhianat dan pendurhaka?”


Pada suatu hari di antara Pendeta-Pendeta Yahudi ada yang berkata kepada yang lainnya dan perkataan itu sengaja ditujukan kepada Abdullah bin Salam, di antaranya: ”Tidak akan seseorang yang percaya kepada Muhammad dan seruannya melainkan orang yang seburuk-buruknya dan serendah-rendahnya. Orang yang paling baik dan paling mulia dari golongan kita tidak akan berani meninggalkan agama pusaka nenek moyangnya dan mengikuti agama lain, dari golongan lain dan bangsa lain. Jadi, barangsiapa dari golongan kita sampai mengikuti agama Muhammad teranglah bahwa ia seorang yang sejahat-jahatnya di kalangan kita.” Abdullah bin Salam tidak menghiraukan segala ucapan dan hinaan mereka itu.



Orang yang semula mereka katakan baik dan mulia serta-merta mereka hina dan caci bilamana orang tersebut menerima kebenaran Agama Islam yang berarti harus meninggalkan agama asalnya, yaitu Yahudi.  Menurut Joseph Cohen, seorang mantan Yahudi Ortodoks kelahiran AS, berdakwah tentang Islam di kalangan Orang-Orang Yahudi bukan pekerjaan yang mudah. 


No comments:

Post a Comment