Para Peneliti
Muslim mempercayai bahwa radiasi Planet Bumi memiliki karakteristik dan
menghubungkan antara Ka’Bah di planet Bumi dengan Ka’bah di alam akhirat.
Pada
mulanya Prof. Hussain Kamel meneliti suatu cara untuk menentukan arah kiblat di
kota-kota besar di dunia. Ia kagum dengan yang ditemukan, bahwa Makkah
merupakan pusat bumi. Ia menyadari kemungkinan menggambar suatu lingkaran
dengan Makkah sebagai titik pusatnya, dan garis luar lingkaran itu adalah
benua-benuanya dan pada waktu yang sama, ia bergerak bersamaan dengan keliling
luar benua-benua tersebut. Studi ilmiah ini dilaksanakan untuk tujuan yang
berbeda, bukan dimaksud untuk membuktikan bahwa Makkah adalah pusat bumi. Studi ini diterbitkan di dalam banyak
majalah sain di Barat.
Allah
berfirman di dalam Al-Qur’an Al-Karim sebagai berikut:
‘Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al Qur’an dalam
Bahasa Arab supaya kamu memberi peringatan
kepada Ummul Qura (penduduk Makkah) dan penduduk (negeri-negeri)
sekelilingnya.’ (Asy-Syura: 7)
Kata
‘Ummul Qura’ berarti induk bagi kota-kota lain dan kota-kota di sekelilingnya menunjukkan Makkah adalah pusat bagi
kota-kota lain dan yang lain hanyalah berada di sekelilingnya.
Berdasarkan
pertimbangan yang seksama bahwa Makkah berada di tengah-tengah bumi sebagaimana
yang dikuatkan studi-studi dan gambar-gambar geologi yang dihasilkan satelit
maka benar-benar diyakini bahwa Kota Suci Makkah, bukan Greenwich, yang
seharusnya dijadikan rujukan waktu dunia.
Ada
beberapa ayat dan hadits nabawi yang menyiratkan fakta Makkah adalah pusat lapisan-lapisan langit. Allah berfirman, ‘Hai golongan jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan
bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan.’
(ar-Rahman:33).
Dari
ayat ini dan dari beberapa hadits dapat dipahami bahwa diameter lapisan-lapisan
langit itu di atas diameter bumi. Jika Makkah berada di tengah-tengah bumi,
maka itu berarti bahwa Makkah juga berada di tengah-tengah lapisan-lapisan
langit.
Selain
itu ada hadits yang mengatakan bahwa Masjidil Haram di Makkah, tempat Ka‘bah berada itu ada di tengah-tengah tujuh lapisan
langit dan tujuh bumi (maksudnya tujuh lapisan pembentuk bumi).
No comments:
Post a Comment