Ayah Umar bin Khattab bernama Al-Khattab bin Nufail bin Abdul-Uzza bin Riyah bin Abdullah bin Qurt bin Razah bin Adi bin Ka'b. Umar merupakan satu di antara empat orang khalifah yang digolongkan sebagai Khulafaur Rasyidin, dilahirkan di Kota Mekkah dari Suku Bani Adi, salah satu rumpun Suku Quraisy, suku terbesar di Kota Mekkah ketika itu. Keluarga Umar tergolong dalam keluarga kelas pertengahan, beliau dapat membaca dan menulis, yang pada masa itu merupakan sesuatu yang langka. Umar juga diketahui karena fisiknya yang kuat, beliau dijadikan juara gulat di Mekkah.
Sebelum memeluk Islam, Umar adalah orang yang sangat disegani dan dihormati Penduduk Mekkah, sebagaimana tradisi yang dijalankan kaum jahiliyah Mekkah ketika itu, Umar juga mengubur putrinya hidup-hidup sebagai anggota dari pelaksanaan hukum budaya Mekkah yang masih barbar. Menyebarkan Islam secara terbuka di Mekkah, Umar bereaksi sangat antipati terhadapnya, beberapa catatan mengatakan bahwa Kaum Muslim ketika itu mengakui bahwa Umar adalah lawan yang sangat mereka perhitungkan karena pakar strategi perang dan seorang prajurit yang sangat tangguh pada setiap peperangan yang beliau lalui, juga dicatat sebagai orang yang sangat sering menyiksa pengikut Nabi Muhammad S.A.W.
Pada puncak kebenciannya terhadap petuah Nabi Muhammad S.A.W., Umar memutuskan untuk mencoba membunuh Nabi Muhammad S.A.W., namun ketika dalam perjalanannya beliau bertemu dengan salah seorang pengikut Nabi Muhammad S.A.W. bernama Nu'aim bin Abdullah yang selanjutnya memberinya kabar bahwa saudara perempuan Umar telah memeluk Islam, agama yang dibawa Nabi Muhammad S.A.W. yang akan dibunuhnya ketika itu. Karena berita itu, Umar terkejut dan pulang ke rumahnya dengan maksud untuk menghukum saudara kandungnya, diriwayatkan bahwa Umar menjumpai saudarinya itu masih membaca Al Qur'an. Beliau lebih marah akan hal tersebut dan memukul saudarinya.
Ketika melihat saudarinya berdarah oleh pukulannya beliau jadi iba dan selanjutnya memohon supaya bacaan tersebut dapat beliau lihat, diriwayatkan Umar jadi terguncang oleh yang beliau baca tersebut. Umar menyatakan memeluk Islam, seisi Mekkah terkejut karena seseorang yang terkenal sangat keras menentang dan kejam dalam menyiksa para pengikut Nabi Muhammad S.A.W. selanjutnya memeluk agama yang sangat dibencinya tersebut. Akibatnya Umar dikucilkan dari pergaulan Mekkah dan jadi kurang dihormati lagi oleh para petinggi Quraisy yang selama ini diketahui selalu membelanya.
Pada tahun 622 M, Umar ikut bersama Nabi Muhammad S.A.W, dianggap sebagai seorang yang sangat disegani Kaum Muslim pada masa itu karena selain reputasinya yang memang terkenal sejak masa pra-Islam, juga karena beliau diketahui sebagai orang terdepan yang selalu membela Nabi Muhammad S.A.W.
Umar diketahui dari gaya hidupnya yang sederhana, alih-alih mengadopsi gaya hidup dan penampilan para penguasa di zaman itu, beliau tetap hidup sangat sederhana. Pada lebih kurang tahun ke-17 Hijriah, tahun keempat kekhalifahannya, Umar mengeluarkan keputusan bahwa penanggalan Islam akan mulai dihitung ketika peristiwa hijrah.
Umar bin Khattab dibunuh Abu Lukluk, seorang budak yang fanatik pada saat beliau akan memimpin Salat Subuh.
Demikian artikel tentang ayah Umar bin Khattab bernama Al-Khattab bin Nufail bin Abdul-Uzza bin Riyah bin Abdullah bin Qurt bin Razah bin Adi bin Ka'b. Semoga bermanfaat!
No comments:
Post a Comment